Kenapa Harus Shalat ???

Siang ini………….udara begitu panas, seakan-akan membakar ubun-ubunku 😦 di sela-sela istirahat siang di kantor, kubayangkan betapa sejuknya kalau disaat panas terik gini ku minum minuman dingin yang menyegarkan (uaaaaaah suegeeeeeeeeer 🙂 )Panasnya jasmani bisa dihilangkan dengan seteguk minuman dingin, tapi bagaimana kalau panasnya ruhani?????
Panasnya hati?????

Bagaimana qita menyejukkan kembali hati yang lagi terbakar???? 😦
Panasnya ruhani hanya bisa disejukkan dengan mendekatkan diri kepada sang pemilik hati, pemilik alam raya ini, sehingga segala kegundahan, kegelisahan dapat qita adukan kepada-Nya.

Tidak terasa dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara adzan, suara yang begitu mengguncah kalbu. Suara yang menyeru untuk segera mendekat pada-Nya. Suara panggilan untuk Shalat. Ya salah satunya dengan shalat, dapat qita sejukkan hati ini 🙂

Sayangnya, shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku, sujud dan salam, sebuah gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan fiqih, tanpa ada muatan yang mendalam atau keinginan untuk memahami simbol-simbol atau hakikat yang terkandung di dalamnya.

Sebenarnya, dalam gerakan shalat terdapat symbol atau perlambang dari siklus kehidupan. Pada saat bertakbir, seakan-akan kita telah memasuki ruangan audiensi dengan yang maha Akbar. Pintu dunia telah terkunci, hiruk-pikuk yang menjejali kepala telah hilang, berganti dengan keterpesonaan jiwa yang menghadap penuh kepada-Nya (inni wajjahtu……..) Nilai kebesaran hanya pantas disandang Allah SWT, selain dari itu adalah kesesatan yang nyata sebagaimana diperlihatkan oleh setan (al-Baqarah: 34).

Setelah takbir, posisi tangan berada di atas dada dan ibu jari menekan urat nadi, seakan-akan memberikan isyarat bahwa hidup Kita hanya bermakna bila memiliki tujuan, yaitu perjumpaan dengan-Nya (al Kahfi: 110), dan pandangan mata menunduk melihat sajadah atau tanah, seakan-akan memberikan isyarat bahwa betapapun hidupmu, akhirnya kamu akan kembali ke tanah. Akhirnya pastilah setiap shalat diakhiri dengan salam, seakan-akan memberikan isyarat bahwa hidup haruslah berakhir dengan hati yang damai (qalbun salim) tidak lagi dibebani oelh persoalan duniawi.

Dalam hal gerakanya, kita pun melihat isyarat dari simbolsimbol yang terkandung dalam shalat, yaitu filsafat gerak. Ya! Gerak! Seorang pribadi muslim harus bergerak, harus dinamis, karena tidak selamanya hidup akan qiyam ”berdiri” perlambang kejayaan, suatu saat kita harus ruku (umur setengah baya) dan suatu saat harus bersujud (perlambang mulai uzur). Sebaliknya, ada shalat tanpa gerak yaitu shalat mayit. Ini seakan memberikan isyarat bahwa pribadi yang statis-tidak ada kreativitas gerak- sesungguhnya sedang berada dalam kematian. ”Static condition means death” (Toto Tasmara)

So bergerak lah!!!!
Bergerak!!!!
Negara dan Agama memerlukan kontribusimu!
Karena dalam gerak ada kehidupan 🙂
Wallohu A’lam

iip_towip

About Towip

Pengelola blog ini adalah Towip, S.Pd. MT. Bidang Human Resources Management & Mechanical Engineering. Blog ini menghidangkan sajian Renyah tentang hikmah dari aktifitas harian Penulis, Pengelolaan SDM, strategi bisnis, Otomotif, karir, dan management skills.
This entry was posted in WISDOM. Bookmark the permalink.

2 Responses to Kenapa Harus Shalat ???

  1. siwi says:

    Kenapa harus shalat? Karena itu bukan hanya sekedar kewajiban tetapi juga kebutuhan. 🙂

    **************
    Towip, says:

    harus nya seperti itu sich mba,
    shalat harus sudah menjadi kebutuhan bukan kewajiban lagi,
    ibarat makan, sehari ga makan kan nagiiiih.hehehe
    makasih dah mampir.

    keep on writing.ok

    iip_towip

  2. nisa says:

    assalamu`alaikum…

    bagus blog nya, :)…shalat bukan hanya penyejuk hati..tapi juga makanan…
    makanan lahiriah bs berupa yang mengenyangkan, tp shalat merupakan salah satu makanan jiwa dan ruhani..
    🙂 trus kembangin tulisan d blog nya akhi, moga bermanfaat bagi smua..

    wassalam..

Leave a comment