Sekilas tentang Benchmarking ke AMDI (Astra Management Development Institute)

amdi

Definisi Benchmarking
Penerapan dan pengembangan suatu sistem atau pengelolaan manajemen di dalam perusahaan memang bukan suatu hal yang mudah, perlu usaha dan evaluasi yang sifatnya berkesinambungan. Begitu pun dalam hal menguji efektifitas dan efisiensi dari sistem tersebut bukan suatu proses yang instan akan tetapi memerlukan waktu yang cukup lama. Kalau kita coba analisis, sebenarnya sudah banyak teori-teori manajemen dituliskan dalam buku-buku yang ditulis oleh para ahli, bahkan sudah banyak best practice perusahaan-perusahaan besar dunia yang sudah proven membuktikan keberhasilan-keberhasilan teori tersebut dalam langkah konkret di perusahaan.
Nah bagi yang saat ini sedang mengembangkan sebuah sistem manajemen, apakah sistem manajemen yang akan dikembangkan tersebut akan berhasil, efektif dan efisien, ada teknik yang bisa anda lakukan yaitu Benchmarking.
Benchmarking adalah salah satu teknik manajemen untuk mengukur hasil kerja dengan cara membandingkannya dengan parameter atau ukuran terbaik yang sudah terbukti /proven dan biasanya ditunjukkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi market leader di bidangnya. Fungsi benchmarking adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan sehingga diharapkan melampaui hasil terbaik perusahaan di tempat yang menjadi tujuan benchmark.
Faktor apa saja yang menjadi business driver yang memerlukan benchmarking? Ahli benchmarking Paul Spenley dalam bukunya Riding the Evolution (Harper-Collins, 2001) seperti yang diungkapkan oleh Elieser H Hardjo, menyebutkan ada lima tingkat benchmarking :
1. Strategic Benchmarking : dimanfaatkan dimanfaatkan untuk mendorong perbaikan yang terus menerus (continuous improvement) dan mempertajam strategi korporat secara keseluruhan.
2. Competitive benchmarking : dimanfaatkan untuk menyamai dan melampaui pesaing utama yang langsung,
3. Customer benchmarking : pemahaman para konsumen dan pelanggan terhadap perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis,
4. Financial benchmarking : dipakai untuk mengukur kembalinya investasi(return on investment) dibandingkan dengan perusahaan sejenis,
5. Best practice benchmarking : untuk mengukur output dengan waktu dan biaya dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

Ringkasan Hasil Benchmark ke AMDI
Pada hari kamis, 6 maret 2014 saya beserta 7 orang yang menjadi tim dari PT. Intraco Penta, Tbk berkesempatan untuk benchmarking ke Astra Management Development Program (AMDI) PT Astra International Tbk. Jl. Gaya Motor Raya No.8 Sunter II Jakarta Utara. Agenda benchmarking adalah mengenai pengelolaan leadership training dan Knowledge Management (KM).
Sekilas mengenai AMDI, AMDI adalah sebuah lembaga di bawah naungan PT. Astra Internasional Tbk yang dijadikan sebagai pusat pengembangan manajemen perusahaan, berperan dalam mempersiapkan kader-kader pemimpin Astra. Mengusung visi “To drive Astra towards one of the best talent and knowledge enterprises (Lenoprise) in Asia Pacific”, penekanan materi pelatihan pada unsur-unsur budaya perusahaan, kompetensi dasar, manajemen dan kepemimpinan. Mengapa AMDI yang kita pilih untuk benchmarking? Karena sudah diakui bahwa dari AMDI inilah lahir leader-leader ASTRA Group yang menjadi market leader di bidangnya masing-masing. Bagi pembaca, sepertinya bisa dihitung siapa yang tidak kenal ASTRA? 

Saya akan share mengenai poin-poin yang menjadi inputan bagi Kami dalam kegiatan benchmarking ini :
1. Value Implementation System. Roh dari perusahaan terletak pada nilai-nilai/value yang dianut oleh perusahaan tersebut. Nilai-nilai tersebut menjadi pondasi bagi pilar-pilar untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Astra memiliki Catur Dharma yang menjadi nilai yang menjadi pondasi bagi seluruh grup yang berdiri dalam naungan ASTRA. Untuk menjadikan catur dharma sebagai corporate culture, Astra menerapkan Value Implementation system di mana tahapannya adalah dengan cara set-up value, set up system and set up behavior. Set up value adalah tahapan bagaimana memetakan nilai-nilai apa saja yang menjadi landasan dari kegiatan bisnis Astra dalam hal ini astra memiliki catur dharma,. Set up system adalah tahapan pembentukan system-sistem agar nilai yang sudah ditetapkan bisa diimplementasikan secara terus menerus secara berkesinambungan. Astra memiliki Astra Management System (AMS), Astra Human Capital Management (AHCM), Astra Good Corporate Government (A-GCG) dll. Set-up Behavior adalah tahapan pembentukan Chatur Dharma sebagai value Astra menjadi corporate culture yang membudaya di seluruh Astra Group. Jadi, ketiga tahapan tersebut harus ada untuk bisa membentuk Corporate Culture, tanpa ada salah satunya tidak akan mungkin corporate culture bisa dibangun. Saat ini Astra memiliki kurang lebih 179 anak usaha, anda bisa bayangkan kalau tidak dengan sistem manajemen yang baik, bagaimana mungkin Astra bisa menerapkan chatur darma sebagai corporate culture mereka.

2. Leadership Development Program. Peran AMDI sebagai lembaga internal PT. Astra Internasional Tbk, adalah menjadikan Astra sebagai salah satu talent and knowledge Enterprise (lenoprise) terbaik di Asia pasifik. Saat ini hanya fokus pada pengembangan Leadership Development, Management Development dan Knowledge Management. Dalam lingkup Leadership development, AMDI mengembangkan program mulai dari level basic sampai advanced. Program tersebut adalah Astra Basic Management Program (ABMP), Astra First Line Management Program (AFLMP), Astra Midle Management Program (AMMP), Astra Senior Management Program (ASMP), Astra General Management Program (AGMP), Astra Executive program (AEP) dan Astra Advanced Executive Program (AAEP). Dari hasil pengembangan tersebut, lahirlah leader-leader terbaik yang tersebar hampir di 179 anak usaha.

3. Knowledge Management (KM) Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat berharga yang harus dikembangkan untuk kemanfaatan bagi orang lain. Dalam lingkup perusahaan, setiap individu memiliki knowledge yang melekat pada masing-masing yang didapatkan dari pengalaman selama bekerja atau dari sumber lain yang diaflikasikan di tempat kerja. Kadang kala, knowledge yang ada baru berupa tacit knowledge yang hanya melekat pada individu. Organisasi bisa mengcapture tacit knowledge tersebut menjadi explicit knowledge dengan tujuan untuk pengembangan organisasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jack Welch (CEO General Electric 1981-2001) bahwa :
“An organization’s ability to learn, and translate that learning into action rapidly, is the ultimate competitive advantage”.
Dalam lingkup Knowledge Management, AMDI menyadari bahwa di lingkup korporasi Astra yang besar, tersebar knowledge yang bisa saja hanya melekat pada orang-orang tertentu.

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan oleh AMDI dalam lingkup Knowledge Management, yaitu :
1. Knowledge Acquisition, merupakan tahapan bagaimana mengakuisisi knowledge yang ada di organisasi. Akuisi ini dalam lingkup Internal meliputi best KM practices, best expert dan lingkup external meliputi cutting edge knowledge, tools & methods and best provider.
2. Knowledge Storage, merupakan tahapan untuk menyimpan knowledge-knowledge yang sudah diakuisisi tersebut sehingga bisa terdokumentasi dengan baik.
3. Knowledge Dissemination, merupakan tahapan untuk mengolah knowledge yang sudah diakuisisi, bisa dalam bentuk learning event, program project, strategic study ataupun case study.
4. Knowledge Application, merupakan tahapan yang sangat penting dimana knowledge yang sudah diolah diaflikasikan untuk kemajuan perusahaan dalam bentuk excellence strategy, excellence organization ataupun excellence people.

Nilai-nilai (value) yang kokoh, karyawan yang unggul dan ditunjang dengan system management yang efektif menjadikan ASTRA mampu untuk bertahan sejak 1957 sampai dengan sekarang, bahkan beberapa anak usahanya menjadi market leader di bidangnya. Di akhir tulisan ini, Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada tim AMDI atas kesempatan benchmarking ini. Mudah-mudahan menjadi manfaat bagi semua, sejalan dengan visi ASTRA yaitu maju bersama bangsa.
Salam,
ttd towip

Posted in MANAGEMENT | 1 Comment

PERAN VITAL TRAINING & DEVELOPMENT DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SDM

t&D Karyawan apabila dipandang sebagai salah satu aset, memegang peranan penting dalam tumbuh kembang sebuah perusahaan. Untuk itu, dalam business strategy perusahaan pada umumnya human resources development strategy merupakan salah satu strategi yang sangat penting. Bagian dari human resources development strategy adalah dengan melakukan training & development terhadap para karyawan. Dibeberapa perusahaan besar, training & development dibentuk sebagai fungsi yang tersendiri bahkan bisa sampai setingkat divisi khusus . Hal itulah yang menjadikan perusahaan besar, mampu untuk selalu melakukan inovasi sesuai dengan tingkat tuntutan pelanggan yang selalu berkembang.

Definisi Training & Development
Definisi training menurut John P Wilson (2004: 4) dalam bukunya HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT learning & training for individuals & organization adalah :
A planned process to modify attitude, knowledge or skill behavior through learning experience to achieve effective performance in an activity or range of activities. Its purpose, in the work situation is to develop the abilities of the individual and to satisfy the current and future needs of the organization.
Sedangkan definisi development menurut John P Wilson (2004:6) adalah :
The growth or realization of a person’s ability through conscious or unconscious learning. Development programmes usually include elements of planned study and experience, and are frequently supported by a coaching or counseling facility.
Berdasarkan definisi tersebut, training & development merupakan kegiatan yang terencana dan berkesinambungan untuk mengembangkan karyawan sebagai individu untuk memenuhi tuntutan saat ini dan kebutuhan masa depan sebagai sebuah organisasi.
Dalam konteks training & development, terdapat dua level pengembangan, yaitu pengembangan level organisasi dan level individu.
1. Pengembangan level organisasi terkait dengan kebutuhan succession plan yang bertujuan untuk mempersiapkan suksesi-suksesi potensial supaya sukses untuk kebutuhan organisasi dimasa yang akan datang. Pada beberapa perusahaan, umumnya pengembangan level organisasi disatukan dalam bagian Human resources development strategy. Pengembangan dilakukan pada individu yang telah mengikuti proses asessment, sehingga terseleksi kandidat yang benar-benar potensial untuk dikembangkan sebagai suksesi pada suatu posisi tertentu di masa depan.
2. Pengembangan level individu terkait dengan kebutuhan peningkatan kinerja individu pada posisi saat ini dan bertujuan untuk membantu karyawan untuk sukses saat ini dalam arti memenuhi tuntutan sebagai karyawan untuk bisa mencapai target yang telah ditentukan. Pengembangan level individu dilakukan sebagai follow up dari Performance Appraisal / penilaian kinerja individu dan dilakukan setelah diketahui pencapaian kinerja individu dan diketahui competency gap yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kinerja individu tersebut.

Konteks Training & Development
Konteks training dalam lingkup organisasi berupa :
1. Training dan development dapat membantu daya saing perusahaan dengan membantu retensi karyawan. Dalam banyak hal, karyawan memutuskan bertahan atau meninggalkan organisasi karena adanya kesempatan untuk mengikuti training & development. Karyawan akan merasa diuwongke sebagai individu dalam kaitannya dengan organisasi.
2. Perkembangan dalam lingkup training and development, beberapa perusahaan telah mengidentifikasi bahwa training dapat menjadi salah satu sumber penghasilan. Kita ambil contoh: Microsoft dan perusahaan yang bergerak dibidang teknologi lainnya menempatkan training sebagai bagian dari paket penjualan produk untuk customer. Tujuan dari paket training ini adalah diharapkan dapat meningkatkan customer satisfaction dan customer retention dikarenakan pengetahuan mereka yang bertambah mengenai cara penggunaan produk tersebut dengan baik dan benar.

Employee Development Program
Program pengembangan karyawan yang terukur diperlukan agar program pengembangan bisa berjalan dan terukur. Program pengembangan dituangkan dalam formulir IDP (Individual Development Plan). IDP diperoleh dari hasil asessment bahwa karyawan tersebut memiliki kompetensi yang harus diisi sehingga memerlukan pengembangan dalam hal apa saja. Dalam aktivitas pengembangan, atasan karyawan berperan aktif dalam merencanakan, mengarahkan, memonitor dan melaksanakan pengembangan dan memberikan motivasi pada karyawan tersebut. Program pengembangan tersebut berjalan secara simultan dan berkesinambungan.
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah: bagaimana untuk mengevaluasi program pengembangan karyawan? Kapan dilaksanakannya? Siapa yang berhak mengevaluasi? Evaluasi pengembangan dilakukan oleh yang menjadi atasan langsung karyawan pada waktu yang telah disepakati dalam IDP, dan mengikuti petunjuk yang telah disediakan dalam Activity development plan. Apabila dari hasil evaluasi, karyawan belum memenuhi standar pencapaian yang ditetapkan, karyawan diminta untuk melakukan remedial. Hal ini dilakukan sampai karyawan tersebut bisa mencapai kinerja yang sudah distandarkan.
Aktivitas pengembangan dituangkan dalam activity plan dan harus dimonitor pelaksanaannya. Contoh aktivitas pengembangan di perusahaan dapat berupa coaching and counseling, On the Job training, Job enrichment, penugasan (assignment), program akademis, self learning, internal workshop, lokakarya, konvensi atau dapat juga berupa seminar. Untuk penjelasan masing-masing aktivitas pengembangan, akan saya jelaskan pada tulisan selanjutnya.
Salam,
ttd towip

Posted in TRAINING & DEVELOPMENT | Leave a comment

THE LIVING COMPANY : Cara Perusahaan Untuk Bisa Bertahan di Tengah Perubahan

Salah satu hal yang abadi di dalam kehidupan ini adalah Perubahan. Perubahan akan terjadi setiap saat, kepada siapa saja dan dalam waktu yang tidak disangka-sangka. Yang bisa survive adalah yang siap menghadapi perubahan tersebut, dan yang tidak siap akan tergopoh-gopoh bahkan seiring berjalannya waktu maka akan terlindas oleh perubahan itu sendiri. Kita ambil beberapa contoh kasus :
 Contoh pertama adalah sekitar akhir tahun 1990’an ketika perjalanan dari Garut ke Jakarta bisa memakan waktu 5-6 jam sebelum dibangunnya jalan tol Cipularang seperti sekarang ini. Setelah melewati padalarang, anda akan melihat berjamurnya rumah makan dan aneka oleh-oleh yang siap kapan saja menjajakan buah tangan bagi para musafir. Tapi kondisi itu berbeda dengan sekarang, setelah tol cipularang dibangun, dimana kendaraan sudah banyak yang tidak melewati jalur non tol, tentu hal ini sangat berdampak pada income rumah makan dan sentra oleh-oleh. Saat ini hanya beberapa rumah makan dan sentra oleh-oleh yang masih bertahan.
 Contoh kedua adalah mungkin anda ketika di rumah pernah mengusir dan membunuh kecoa karena istri atau anak anda “geli” melihatnya.
dinoSiapa sangka kecoa itu hidup semasa dengan dinosaurus berjuta-juta tahun yang lalu. Mengapa kecoa masih hidup sampai sekarang dan dinosaurus sudah punah? Jawabannya adalah, kecoa mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi sedangkan dinosaurus sebaliknya.

Dua contoh tadi menggambarkan kepada kita tentang dahsyatnya sebuah perubahan, hanya yang siap dan selalu berkembanglah yang akan bisa survive. Perubahan adalah sebuah keniscayaan dan tidak bisa kita hindari, pilihannya adalah belajar dan berkembang mengikuti perubahan atau punah terlindas perubahan tersebut.
Hal ini terjadi juga pada bisnis, setiap saat berubah bahkan dalam hitungan detik. Tuntutan customer semakin hari semakin berkembang, hanya perusahaan yang adaptable yang bisa bertahan. Siapa yang sangka di awal tahun 2000-an pasar ponsel di tanah air dikuasai oleh Nokia. Kita bisa melihat setiap gerai HP selalu didominasi oleh brand tersebut, tapi apa yang terjadi sekarang tahun 2014, Samsung pabrikan asal korea ini mendominasi pasar handphone tanah air. Begitulah saking cepatnya perubahan itu terjadi di dunia bisnis.
Dalam risetnya Arie De Geus yang berjudul “THE LIVING COMPANY growth, learning and Longevity in business (1997)” mengungkapkan bahwa usia rata-rata perusahaan yang termasuk dalam Fortune 500 dari lahir sampai mati hanya 40-50 tahun. Penelitian juga menemukan perusahaan yang berusia lebih dari 200 tahun. Kebanyakan korporasi mati premature, sebagian besar sebelum ulang tahunnya yang ke-50. Kebanyakan kematian disebabkan oleh ketidakmampuan untuk belajar. Mereka tidak mampu beradaptasi dan berubah seiring dengan perubahan dunia sekitarnya. (Peter M Senge in The Living Company – by Arie de Geus)
Terdapat hubungan yang kuat antara rendahnya harapan hidup perusahaan dengan rendahnya vitalitas ketika ia masih beroperasi. Perusahaan sebagai organisasi juga sebagai organism memang memiliki kurun hidup tertentu. Ada yang berumur pendek, sedang dan ada pula yang berumur panjang. Faktor yang membuat mereka berumur pendek (bangkrut, diakuisisi, merger paksa atau pecah berkeping-keping) adalah ketika roh kehidupan pamit dari organisasi itu. Hal ini juga sama dengan perusahaan sebagai organisasi, tidak bisa bertahan hidup ketika core value (nilai-nilai pokok perusahaan) dan core purpose (visi,misi perusahaan) sebagai pondasi tidak berdiri tegak menaungi perusahaan tersebut, maka kelanggengan perusahaan tersebut hanya tinggal menunggu waktu.
Masih dengan hasil riset dari de Geuss yang menunjukkan adanya empat karakter organisasi bisnis yang panjang umur ,yaitu :
1. Perusahaan panjang umur sensitif terhadap lingkungannya. Keberadaan mereka harmonis dan relevan dengan lingkungan usahanya. Mereka ramah lingkungan dalam arti luas. Mereka selalu belajar dan beradaptasi secara damai dengan dunia tinggal mereka.
2. Perusahaan panjang umur kuat dan kompak karena diikat oleh nilai-nilai bersama yang secara moral baik dan benar serta memiliki identitas organisasi yang khas.
3. Perusahaan panjang umur bersikap toleran, tidak memaksakan kehendak kantor pusat, rela berbagi kekuasaan dengan eselon bawah, dan mempraktikkan desentralisasi.
4. Perusahaan panjang umur, meskipun berorientasi profit, tetapi bersikap konservatif dalam hal keuangan. Mereka sangat hati-hati dalam pengeluaran dan investasi. Mereka berpantang overspending dan overinvestment, apalagi dengan utang.
Menilik dari riset de geus, satu hal yang kurang dijelaskan yaitu faktor-faktor apa saja yang membedakan tingkat keberhasilan perusahaan yang sama-sama panjang umur? Kenyataannya ada perusahaan yang sangat berhasil, tetapi ada pula yang cuma sekadar survive, meskipun sama-sama panjang umurnya.
Kesimpulannya adalah,perubahan merupakan suatu kepastian dalam kehidupan. Sebagai pribadi untuk bisa survive kita harus selalu menjadi pribadi pembelajar yang selalu siap dengan perubahan. Sebagai perusahaan, untuk bisa survive dan berhasil maka harus menjadi learning organization dengan dilandaskan pada core purposes (visi, misi) dan core value yang kuat.

Salam,
ttd towip

Posted in MANAGEMENT | Leave a comment

CHANGE Silent Reader to Active Writer

Tuntutan era digital memaksa kita untuk selalu bisa mendapatkan informasi yang up-date. Berselancar di dunia maya merupakan sebuah aktifitas rutin yang tidak bisa terlewatkan sehari-hari. Beragam aktifitas kita lakukan mulai dari facebookan, twitter, “ngaskus” sampai tidak ketinggalan browsing news update MH 370 yang sampai saat ini belum jelas kabarnya..(nah lhooo…mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran.amiin).
Tuntutan pekerjaan di kantor, di Divisi Training Center yang notabene sebagai tempat sumber informasi bagi seluruh karyawan, menuntut Saya harus selalu update informasi terkini. Aktifitas yang harus kami lakukan mulai dari membaca buku sampai dengan browsing di internet. Beragam informasi yang telah didapat mulai dengan membaca dari berbagai macam buku, browsing diberbagai macam sumber diinternet mulai dari blog bahkan sampai dengan jurnal ilmiah. Hasil dari informasi yang Saya dapatkan kadang ditulis dalam catatan-catatan kecil di buku, atau kadang juga diselipkan di sticky note di laptop. Hasil dari catatan-catatan tersebut terus bertumpuk seiring dengan bertambahnya informasi yang terus “diburu”. (lebay :mode on).
Peristiwa yang sering terjadi adalah,ketika suatu saat saya membutuhkan informasi yang sudah kita dapatkan sebelumnya, kadang saya kebingungan sendiri dibuku mana, sticky note atau folder mana catatan itu berada..(mudah-mudahan peristiwa ini tidak terjadi pada anda.hehe ) kadang kalau lagi apes, file yang dicari pun tidak ketemu.hemmmm…
Hal itulah yang menyadarkan saya untuk mencari sebuah media yang menjadi tempat storage dari bongkahan-bongkahan ilmu yang sudah berhasil dikumpulkan. Saya jadi teringat, kurang lebih 6 tahun yang lalu tepatnya tahun 2008, saya punya sebuah tempat untuk menjadi tempat corat-coret catatan pribadi atau bahasa anak muda sekarang tempat curhat..hehe. Media ini adalah BLOG. Setelah saya browsing akhirnya ketemu juga blognya, coba-coba masuk ke control panel dengan password yang saya ingat akhirnya bisa masuk juga. (bahagia rasanya 😉 )
Inilah sebagai permulaan kembali untuk menulis, menuliskan coretan-coretan kecil hikmah aktifitas harian atau bongkahan-bongkahan ilmu yang sedikit demi sedikit dikumpulkan. Harapannya coretan-coretan ini bisa menjadi added value bagi orang lain yang membacanya. Coretan yang merubah silent reader menjadi active writer.
Sebelum saya akhiri, saya kutip dari Sayidina Ali r.a : “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”. Mudah-mudahan tulisan di blog ini menjadi pengikat ilmu, menjadi nilai tambah bagi pembaca dan menginspirasi anda yang saat ini masih jadi silent reader (belum sadar.heee) berubah menjadi aktif writer.aminn..
Salam berbagi,

Towip

Posted in WISDOM | Leave a comment

Kenapa Harus Shalat ???

Siang ini………….udara begitu panas, seakan-akan membakar ubun-ubunku 😦 di sela-sela istirahat siang di kantor, kubayangkan betapa sejuknya kalau disaat panas terik gini ku minum minuman dingin yang menyegarkan (uaaaaaah suegeeeeeeeeer 🙂 )Panasnya jasmani bisa dihilangkan dengan seteguk minuman dingin, tapi bagaimana kalau panasnya ruhani?????
Panasnya hati?????

Bagaimana qita menyejukkan kembali hati yang lagi terbakar???? 😦
Panasnya ruhani hanya bisa disejukkan dengan mendekatkan diri kepada sang pemilik hati, pemilik alam raya ini, sehingga segala kegundahan, kegelisahan dapat qita adukan kepada-Nya.

Tidak terasa dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara adzan, suara yang begitu mengguncah kalbu. Suara yang menyeru untuk segera mendekat pada-Nya. Suara panggilan untuk Shalat. Ya salah satunya dengan shalat, dapat qita sejukkan hati ini 🙂

Sayangnya, shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku, sujud dan salam, sebuah gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan fiqih, tanpa ada muatan yang mendalam atau keinginan untuk memahami simbol-simbol atau hakikat yang terkandung di dalamnya.

Sebenarnya, dalam gerakan shalat terdapat symbol atau perlambang dari siklus kehidupan. Pada saat bertakbir, seakan-akan kita telah memasuki ruangan audiensi dengan yang maha Akbar. Pintu dunia telah terkunci, hiruk-pikuk yang menjejali kepala telah hilang, berganti dengan keterpesonaan jiwa yang menghadap penuh kepada-Nya (inni wajjahtu……..) Nilai kebesaran hanya pantas disandang Allah SWT, selain dari itu adalah kesesatan yang nyata sebagaimana diperlihatkan oleh setan (al-Baqarah: 34).

Setelah takbir, posisi tangan berada di atas dada dan ibu jari menekan urat nadi, seakan-akan memberikan isyarat bahwa hidup Kita hanya bermakna bila memiliki tujuan, yaitu perjumpaan dengan-Nya (al Kahfi: 110), dan pandangan mata menunduk melihat sajadah atau tanah, seakan-akan memberikan isyarat bahwa betapapun hidupmu, akhirnya kamu akan kembali ke tanah. Akhirnya pastilah setiap shalat diakhiri dengan salam, seakan-akan memberikan isyarat bahwa hidup haruslah berakhir dengan hati yang damai (qalbun salim) tidak lagi dibebani oelh persoalan duniawi.

Dalam hal gerakanya, kita pun melihat isyarat dari simbolsimbol yang terkandung dalam shalat, yaitu filsafat gerak. Ya! Gerak! Seorang pribadi muslim harus bergerak, harus dinamis, karena tidak selamanya hidup akan qiyam ”berdiri” perlambang kejayaan, suatu saat kita harus ruku (umur setengah baya) dan suatu saat harus bersujud (perlambang mulai uzur). Sebaliknya, ada shalat tanpa gerak yaitu shalat mayit. Ini seakan memberikan isyarat bahwa pribadi yang statis-tidak ada kreativitas gerak- sesungguhnya sedang berada dalam kematian. ”Static condition means death” (Toto Tasmara)

So bergerak lah!!!!
Bergerak!!!!
Negara dan Agama memerlukan kontribusimu!
Karena dalam gerak ada kehidupan 🙂
Wallohu A’lam

iip_towip

Posted in WISDOM | 2 Comments

Ada apa dengan Cinta??

Cinta……Cinta…….itulah kata-kata yang sering terucap dari seorang remaja. Cinta dilambangkan dengan hati dan warna merah jambu, ga tau kapan mulainya distandarkannya lambang ini 🙂
yang jelas dengan cinta hidup ini terasa berwarna 😛 tapi hati-hati cinta yang mana dulu? 😀
Ada sebuah kisah yang sangat menarik, tercatat dahulu ada seorang pemuda yang sangat soleh, namanya Idris. Pada suatu hari sepulang dari pengajian, dia berangkat menyusuri sebuah sungai, dia berhenti sejenak, duduk2 dipinggir sungai sampai melihat keindahan liukan air sungai yang mengalir. tiba-tiba dari kejauhan muncul sebuah benda yang hanyut terbawa arus sungai, ternyata sebuah apel yang masih segar, tanpa pikir panjang dia langsung mengambil dan melahap apel tersebut. Ketika makanan sudah dikerongkongan, dia terhenyak kaget, dia berpikir apel ini pasti ada pemiliknya, pemiliknya harus tahu dan harus mengikhlaskan apel tersebut. Karena kalau belum diikhlaskan, berarti makanan tesebut belum halal, maka tiada balasan untuk makananan yang subhat atau haram kecuali neraka 😦
Tanpa berpikir panjang, dia menyusuri sungai tersebut dan mencari pemilik apel tersebut. Singkat cerita, ketemulah dia dengan pemilik kebun apel tersebut. Si pemilik kebun yang tidak lain seorang ulama, takjub dan merasa bangga terhadap pemuda tersebut. Akhirnya ulama tersebut mau mengikhlaskan asal dengan syarat, pemuda tersebut mau mengabdi dengan waktu yang telah ditentukan. Akhirnya pemuda tersebut menyanggupi, asalkan makanan yang telah dia makan bisa halal. Singkat cerita, waktu yang telah ditentukan selesai, tapi pemilik kebun tersebut juga meminta agar pemuda tersebut menikahi anak gadisnya. Ulama tersebut bilang bahwa anak gadisnya buta, tuli dan bisu. Kira-kira Kita sebagai pemuda yang normal mau ga ditawarin gitu? 🙂
Dengan berat hati, pemuda tersebut menyanggupi asalkan ulama tersebut bisa menghalalkan, karena saking takutnya dia memakan makanan yang tidak halal 😦 Setelah tiba waktunya, pernikahan pun dilangsungkan. Subhanallah, Sungguh terkejut si pemuda tersebut, ternyata calon istrinya tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Dia tidak buta, bisu dan tuli bahkan terlihat sangat cantik. lalu apa maksud ulama tersebut????
Ulama tersebut menjelaskan, bisu maksudnya dia tidak pernah menggunakan mulutnya untuk menggunjing orang lain, dia buta maksudnya matanya tidak digunakan untuk melihat yang tidak halal dan tuli maksudnya pendengaranya tidak dia gunakan untuk mendengarkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Akhirnya dengan sukacita pemuda tersebut, sujud syukur berterima kasih kepada Allah yang telah memberikan karunia baginya:-) lalu apa karunia yang diperoleh?? buah dari pernikahan tersebut lahirlah seorang mujadid, seorang ulama besar yang 9 tahun sudah bisa menghafal alqur’an, ulama yang keluhuran ilmunya diakui oleh umat sejagat, dia lah Muhammad ibnu idris Assyafi’i atau yang dikenal dengan imam syafi’i, yang keluhuran ilmunya telah menuntun jutaan umat.
Sekarang kita tanya pada diri Kita, apakah qita bisa seperti Idris??
Apakah kita menginginkan putera-puteri hasil pernikahan kita sepeti Imam Syafi’i?? 🙂
Terus apa yang perlu kita perbuat?
Bagaimana Kita bisa mengelola “CINTA” ini supaya bisa berakhir dengan kebahagiaan seperti kisah di atas? 🙂
Sahabatku, selamat berjuang !
Berjuang mengelola cinta ini,
agar cinta menjadi ni’mat bukan menjadi laknat
walohu a’lam

Posted in WISDOM | 1 Comment

Untuk Apa Aku Hidup??

p>Sahabatku, kehidupan di dunia ini penuh warna, datang dan berlalu begitu saja. malam berganti siang, siang berganti malam, keadaan terus berlalu sehingga kadang sering terbersit dalam hati ini “sebenarnya apa yang Kita cari di dunia ini”?? kekayaan? Jabatan??. aaaaaah semuanya hanya smentara 🙂
Sebagai seorang Muslim, sebenarnya semua pertanyaan di atas telah terjawab. Allah telah berfirman jauh-jauh hari bahwa :”Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali beribadah (mengesakan ibadahnya) kepada-Ku, Aku tidak mengendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak mengendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku, Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan Lagi Maha Sangat Kuat” (Adz Dzariat:56-58)”.
naaah semuanya jelaskan? 🙂
Jadi esensi kita diciptakan ke dunia ini adalah untuk beribadah Jadi segala aktivitas yang kita lakukan harusnya semuanya diniatkan untuk ibadah kepada Allah sehingga waktu yang qita lalui, untuk bekerja, sekolah, kuliah, menjadi ibu rumah tangga niatkan semata-mata untuk ibadah kepada Allah, sehingga semuanya tidak ada kesia-siaan.
Bukankah Allah menciptakan qita penuh maksud? Hidup di dunia hanya sebentar, so mari kita gunakan hidup yang cuma sebentar ini agar bisa bermanfaat, sehingga kita bisa mencapai kehidupan yang lebih bahagia di kehidupan yang kekal kelak 🙂 walohu a’lam

Regards

Posted in WISDOM | 1 Comment